Recents in Beach

header ads

Facebook dan Skandal 33 Satrawan Berpengaruh

Lama sudah saya tak secara khusus membaca karya sastra. Sebab hobby membaca soal sastra hanya saya miliki saat semester-semester awal saya kuliah di Jurusan Aqidah-Filsafat (AF) – Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ehm kini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya lupa persisnya kapan kampus ini berubah nama. Yang saya ingat bahwa Profesor Azyumardilah yang memimpin peralihan nama ini. Tahunnya? Lupa

Pengembaraan liar “membaca sastra” tersebut lebih karena memang saya tidak memiliki “guru membaca” yang mengarahkan saya untuk membaca buku ini dan itu. Yah begitulah, seorang mahasiswa lugu dari kampung yang takjub dengan berbagai bacaan, lalu mengunyahnya sendiri. Hasilnya? Yah cukup untuk wawasan sendiri.

Tapi apa hubungannya dengan Facebook dan Skandal 33 Sastrawan berpengaruh? Singkat cerita teman saya, Sahlul Fuad, yang belakangan saya lihat aktif terlibat di sebuah komunitas sastra dan budaya mengirimkan inbox di Facebook terkait “kericuhan” –begitu saya menyebutnya- skandal sastra yang melibatkan kampiun survey politik Indonesia, Denny JA.

Jujur secara pribadi saya tak mengenal siapa Denny JA, kecuali membaca selintas lalu tentang kiprah yang bersangkutan dalam kancah social-politic di Indonesia. Ya sedikit saja yang saya tahu tentang dia.

Tapi dari inbox message Sahabat Sahlul saya tahu beberapa hal;

Pertama, Denny JA sedang merintis karir untuk menjadi sastrawan. Sebuah hal yang lumrah saja dalam hidup sebetulnya. Menjadi tidak lumrah jika kemudian menggunakan cara-cara yang “nggak lumrah”

Kedua, Tim Pengelola Website Denny JA, baik tentang Puisi Esai, Inspirasi, ataupun website Denny JA sendiri cenderung menyembunyikan sesuatu dari Denny JA. Ini kesan saya sendiri, setelah membaca ulasan Sahabat Sahlul yang cukup lengkap. (baca disini : Membongkar Statistik Puisi Esai Denny JA).

Tulisan tersebut ditanggapi di forum Inspirasi (baca di : Membongkar kesesatan Sahlul Fuad). Anehnya tanggapan ini juga tidak lumrah. Mengapa? Sederhana saja, tanggapan tersebut tanpa menyertakan link tulisan Sahabat Sahlul di atas. Dan juga tanpa secara jelas menyebutkan tulisan tersebut awalnya berasal dari mana.

Dan lebih lanjut saya mengetahui bahwa situs tempat tanggapan tersebut dimuat adalah forum yang sangat sepi. Ini terlihat dari belum adanya tanggapan dan komentar sama sekali.

Ketiga, Setelah membaca beberapa kali tulisan sahabat Sahlul, sayapun penasaran barangkali ada Fan Page khusus yang disiapkan untuk Denn JA oleh Tim ini. Sayapun surfing sejenak di Facebook dan menemukan Fan Page ini.

Fan Page Denny JA

Keterangan : Diakses tanggal 8 Februari 2014, Pukul 02.10 Wib

Dari sedikit yang saya tahu, Fan Page Denny JA ini juga relatif sepi. Minimal jika dilihat dari 1 Juta sekian Fans, Page ini hanya memiliki interaksi tidak mencapai seribu, hanya 755 orang, dalam Talking About This.

Bagi saya ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa Fan Page tersebut juga sama sepinya dengan forum, ataupun website lain yang mereka kelola. Sehingga klaim “menggetarkan” dari puisi esai sangat-sangat tidak nampak.

Dus, dari semua itu saya hanya ingin mengatakan beberapa hal :

Pertama, interaksi yang dikonstruksikan oleh Tim Pengelola (website dan Facebook) Denny JA sangat-sangat tidak efektif. Ini setidaknya terlihat dari pembacaan sahabt Sahlul soal backlink yang menaut ke situs puisi esay. Bagaimana mungkin menggetarkan jika situs tersebut hanya memiliki backlink dibawah 40. Lalu kemana berbagai event lomba ini dan itu yang digelar? Dimana kehebohan yang “menggetarkan” itu. Sangat tidak tercermin.

Kedua, dari bacaan saya sendiri terkait Fan Page Denny JA, saya juga bisa mengatakan bahwa page itu sangat sepi interaksi. Bagaimana mungkin fan page yang memiliki lebih dari 1 Juta hanya memiliki 1,313 talking about this (diakses lagi 13 Faebruari 2014, Pukul 07.14 Pagi).

 

Bandingkan misalnya dengan Fan Page Islamic Motivation ini. Ia memiliki 1,974,959 likes dan 280,320 talking about this. Sangat jauhkan?

Fan Page Islamic Motivation

Atau jika kemudian ada dalih bahwa Fan Page Denny JA menonjolkan Person dan menyasar niche yang spesifik tentang Puisi Esay, sehingga di Like oleh orang yang spesifik menyukai sastra, mari bandingkan dengan Fan Page Tasawuf Underground yang dikelola oleh teman saya, Halim Ambiya.

Fan Page Tasawufunderground

Fan Page tersebut jelas menyasar niche yang sangat spesifik, yakni tasawuf. Artinya orang yang me-like fan page tersebut adalah orang-orang yang berminat dengan kajian tasawuf. Ia hanya, jika dibanding Fan Page Denny JA, di-like oleh 40 Ribu sekian orang. Tapi memiliki bobot interaksi yang jelas lebih tinggi. Mengapa? Lihat saja 5,062 talking about thisnya. Atau jika anda ragu lihat saja salah satu update di Wall pagenya, dan bandingkan bobot like, comment, juga share nya dengan Fan Page Denny JA. Apa komentar anda?

Dengan dua bacaan sekilas tersebut sayapun menyimpulkan bahwa Tim Pengelola Website dan Fan Page Denny JA seperti sengaja “menyembunyikan sesuatu.” Tentu dengan mengatakan ini saya tidak menuduh mereka berbohong kepada publik, namun menurut saya, jika ada orang yang mempertanyakan klaim “menggetarkan” yang mereka kibarkan, akan baik jika dibuka saja apa yang mereka punya. Jika tidak bersedia membuka, ya wajar saja jika orang lain menilai bahwa mereka berbohong. Termasuk Sahabat Sahlul juga berada dalam kewajaran tersebut. Seperti juga saya menilainya dengan “menyembunyikan sesuatu.”

Dari sinipun saya bisa bilang, bahwa mungkin saja Tim Pengelola Website dan Fan Page Denny JA lupa bahwa di era social media ini footprints kita terekam oleh crawler mesin pencari, dan sangat mungkin jejak tersebut dibaca oleh orang lain. Soal membacanya dengan puja-puji, tentu menjadi urusan si pembaca. Begitupun saat yang lain membacanya dengan kritik seperti Sahabat Sahlul. Ataupun saya sendiri. Meskipun saya tidak melabeli tulisan ini sebagai kritik ataupun judul yang bombastis “membongkar” ini dan itu, ataupun “menguak” ini dan itu. he he

Okey, mungkin itu urun rembug yang bisa saya sampaikan. Anda mau komentar? Monggo…

Post a Comment

0 Comments